Obligasi semakin populer sebagai alternatif investasi yang lebih tenang dibanding saham. Bagi kamu yang ingin berinvestasi tanpa terlalu khawatir dengan naik-turunnya pasar, surat berharga ini bisa jadi pilihan yang menarik. Tapi, sebenarnya apa itu obligasi? Bagaimana cara kerjanya? Dan kenapa disebut sebagai investasi yang aman dan stabil?
Mari kita bahas lengkap dan mendalam dalam artikel ini, mulai dari pengertian, jenis, keuntungan, hingga risikonya.
Apa Itu Obligasi?
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pihak tertentu—bisa pemerintah atau perusahaan—sebagai bentuk pinjaman kepada investor. Dalam hal ini, kamu sebagai pembeli surat berharga ini berarti meminjamkan uang kepada penerbit surat berharga, dan sebagai gantinya kamu akan menerima bunga tetap (kupon) dalam jangka waktu tertentu serta pengembalian pokok di akhir periode (jatuh tempo).
Contoh Sederhana:
Misalnya kamu membeli surat ini senilai Rp10 juta dengan kupon 6% per tahun dan jatuh tempo 3 tahun. Maka setiap tahun kamu akan menerima Rp600.000 (6% dari Rp10 juta), dan setelah 3 tahun, kamu akan menerima kembali Rp10 juta pokoknya.
Jenis-Jenis Obligasi
Surat berharga ini tidak cuma satu jenis. Setidaknya ada beberapa jenis yang umum di pasar:
1. Obligasi Pemerintah
Diterbitkan oleh pemerintah, contohnya:
-
ORI (Obligasi Ritel Indonesia)
-
SBR (Savings Bond Ritel)
-
Sukuk Ritel (berbasis syariah)
Jenis ini paling aman karena dijamin oleh negara.
2. Obligasi Korporasi
Diterbitkan oleh perusahaan swasta atau BUMN. Umumnya menawarkan kupon lebih tinggi, tetapi risikonya juga lebih besar tergantung kondisi perusahaan penerbit.
3. Obligasi Syariah (Sukuk)
Tidak menggunakan sistem bunga (riba), tapi prinsip bagi hasil atau sewa. Cocok untuk investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah.
Keuntungan Investasi Obligasi
✅ Imbal Hasil Tetap dan Terjadwal
Dengan kupon yang dibayarkan rutin, surat pemerintah cocok untuk kamu yang ingin pendapatan pasif dan stabil.
✅ Risiko Relatif Lebih Rendah
Terutama surat pemerintah, yang umumnya minim risiko gagal bayar karena dijamin negara.
✅ Bisa Diperdagangkan
Beberapa surat berharga bisa dijual di pasar sekunder sebelum jatuh tempo, sehingga kamu bisa mendapat capital gain (keuntungan dari selisih harga).
✅ Modal Terjangkau
Produk seperti ORI dan SBR bisa dibeli mulai dari Rp1 juta. Cocok untuk pemula.
Risiko yang Perlu Diperhatikan
Meski lebih aman dari saham, surat berharga tetap punya risiko:
⚠️ Risiko Gagal Bayar (Default)
Terutama pada surat korporasi, jika perusahaan bangkrut atau tidak mampu bayar utangnya.
⚠️ Risiko Pasar
Harga surat bisa naik-turun tergantung suku bunga, inflasi, dan kondisi ekonomi. Jika dijual sebelum jatuh tempo, bisa untung atau rugi.
⚠️ Risiko Likuiditas
Tidak semua surat mudah dijual di pasar sekunder. Beberapa jenis hanya cocok untuk dipegang sampai jatuh tempo.
Cara Membeli Obligasi di Indonesia
Kamu bisa membeli surat berharga ini melalui:
1. Pemerintah
Untuk surat yang ritel seperti ORI, SBR, atau Sukuk, kamu bisa membelinya secara online lewat mitra distribusi resmi (bank, fintech, sekuritas) saat masa penawaran.
2. Pasar Sekunder
Untuk yang sudah terbit, kamu bisa membelinya melalui perusahaan sekuritas (broker). Cocok untuk yang ingin fleksibilitas jual-beli.
Siapa yang Cocok Berinvestasi di Obligasi?
-
Pemula yang ingin belajar investasi tanpa stres melihat grafik naik-turun seperti saham.
-
Investor konservatif yang mencari kestabilan dan pendapatan tetap.
-
Investor berpengalaman yang ingin diversifikasi portofolio.
Tips Memulai Investasi Obligasi
-
Mulai dari obligasi pemerintah untuk keamanan maksimal.
-
Cermati kupon dan tenor (jatuh tempo) sesuai kebutuhan cash flow kamu.
-
Jangan hanya tergiur kupon tinggi, pastikan juga reputasi penerbitnya.
-
Baca prospektus atau info resmi sebelum membeli, terutama di masa penawaran.
Kesimpulan
Obligasi adalah pilihan investasi yang menjanjikan untuk kamu yang ingin pendapatan stabil dan risiko lebih rendah dibanding saham. Baik dari pemerintah maupun perusahaan, surat berharga menawarkan imbal hasil tetap dan bisa disesuaikan dengan profil risiko kamu.
Meski terdengar sederhana, penting untuk tetap memahami cara kerjanya dan memilih produk yang tepat. Dengan begitu, kamu bisa menumbuhkan aset dengan tenang dan terencana.
Baca juga : Diversifikasi Investasi: Cara Aman Hadapi Risiko Pasar